'The International': Turnamen eSport dengan Hadiah Terbesar di Dunia
Para
pencinta game genre hack and slash, pasti tak asing lagi
dengan Dota 2 yang diproduksi oleh
vendor game ternama Valve. Sebelumnya,
vendor ini sukses dengan produksi Counter Strike yang dimainkan hampir semua
penikmat game online. Versi beta game telah dirilis pada tahun 2011 dan menyusul versi finalnya
setahun kemudian. Dengan beberapa tambahan tokoh dari versi sebelumnya dan
grafis yang semakin diperbaiki, pemain Dota tentu
semakin dimanjakan.
Sumber
: http://www.logicalincrements.com/
Dota 2 dimainkan oleh 2 tim yang beranggotakan masing-masing 5 orang
pemain. Game ini diketahui memiliki
aktivitas pemain paling banyak di Steam;
hingga mencapai jumlah 800.000 pemain yang online
bersamaan setiap hari.
Untuk
menyemarakkan hadirnya game ini,
Valve mulai mengadakan kompetisi ‘The
International’ sejak 2011. Kompetisi
ini menjadi wadah untuk para gamer
unjuk gigi menampilkan kepiawaiannya menyusun strategi kemenangan.
Sumber
: http://www.indogamers.com/
Pada
turnamen The International I, ada sebanyak
16 tim yang ikut bertanding, di antaranya 4 tim harus berjuang melalui
kualifikasi regional, dan 2 tim wildcard
berjuang mendapatkan tempat terakhir. Sisanya sebanyak 10 tim menerima undangan
langsung untuk berlaga di The International. Antusiasme penonton pun terbilang
fantastis karena selama lima hari saat kompetisi berlangsung telah disaksikan lebih
dari 1,5 juta orang. Semakin meningkatnya jumlah pemain game, semakin besar pula hadiah yang ditawarkan.
Kompetisi
ini disebut-sebut sebagai turnamen eSport dengan hadiah terbesar di dunia,
yakni mencapai USD20 juta atau setara Rp277 miliar. Jumlah tersebut melampaui
total hadiah kompetisi tahun lalu dan terus meningkat setiap tahun. Selama
empat tahun berturut-turut, Valve telah memanfaatkan basis pemain game.
Alasan
dibalik terus bertambahnya total hadiah dalam The International adalah Compendium. Compendium sendiri merupakan
item dota 2 seharga USD10 atau Rp130
ribu. Pada setiap penjualan Compendium, Valve akan menyisihkan sebanyak 25
persennya untuk hadiah turnamen The International.
Tahun
ini, turnamen International Dota 2 Championship tengah berlangsung di Seattle,
Amerika Serikat mulai dari 7 hingga 12 Agustus. Sebanyak 18 tim dari seluruh
dunia akan bersaing memperebutkan sejumlah besar uang tunai.
Selain
itu, China ingin kembali menyandang gelar juara. Wings Gaming, juara tahun lalu,
merupakan tim China yang memenangkan turnamen dua kali berturut-turut. Bahkan
di hari pertama pertandingan di Seattle, tim China berhasil menyudutkan posisi
tim dari negara-negara barat.
Perkembangan Dota 2 di Indonesia
Sumber
: http://www.mmorpg.com/
Di
Indonesia sendiri Dota 2 sudah
dikenal luas oleh para gamers. Banyak
tim yang sering mengikuti turnamen baik secara online maupun offline.
Beberapa tim-tim profesional di Indonesia yang sudah memiliki nama misalnya The
Prime, Evos eSport, dan Boom Id.
Sayangnya,
tim-tim ini belum dapat menembus kompetisi bergengsi seperti The International. Evos di tahun ini
contohnya, pernah mencapai final kualifikasi terbuka Kiev Major. Namun, akhirnya
harus pupus juga ketika berhadapan dengan tim asal Malaysia, Bazaar.
Masalah
utama yang ditengarai menyebabkan tim asal Indonesia tak mampu lolos ke
kompetisi level dunia adalah koneksi internet yang tak stabil. Sudah menjadi
rahasia umum, ketika cuaca sedang buruk, packet
loss, hingga delay telah biasa dialami pemain Dota di Indonesia. Dalam game kompetitif dibutuhkan respons
cepat. Terlambat satu detik saja, kalian bisa disalip oleh tim lain.
Selain
itu, masih kurangnya tenaga ahli eSport yang membimbing para pemain juga
menjadi kendala. Padahal, banyak tim-tim luar yang telah berpikir untuk
merekrut pelatih profesional. Perhatian pemerintah juga dirasa masih minim baik
untuk mendukung infrastruktur IT maupun memberi dukungan secara moral.
No comments: